Rabu, 30 Mei 2012

GLOBAL SOCIAL CHANGE ~


Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Adapun konsep globalisasi menurut pendapat para ahli adalah :
Malcom Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.
Emanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
Thomas L. Friedman
Globlisasi memiliki dimensi ideologi dan teknlogi. Dimensi teknologi yaitu
kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
Princenton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.


Leonor Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita
Proses Globalisasi
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya hidup.
Serta hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televise baik langsung maupun tidak langsung, dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial.
Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial pada masyarakat, sehingga memunculkan kelompok spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri, seperti meniru gaya punk, cara bergaul.
Dampak Globalisasi
Globalisasi telah menimbulkan dampak yang begitu besar dalam dimensi kehidupan manusia, karena globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakan modern.
Sehingga terjadi dampak yang beragam terutama pada aspek sosial dampak positif nya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.
Sedangkan dampak negatifnya, banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif, salah satu contoh dengan hadirnya modernisasi disegala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instant) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat terjadi dehumanisasi yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
Merosotnya Moral Remaja
Sebagai tulang punggung bangsa, penerus tongkat estafet, remaja punya peranan yang sangat penting dalam mengisi pembangunan. Dalam negara manapun remaja adalah penerus pembangunan.
dekimian halnya juga di indonesia, tidak terlepas dari hal ini.  merosotnya moral generasi muda dalam hal ini remaja, merupakan pertanda akan akan merosotnya moral anak bangsa.
dewasa ini sangat tidak bisa dipungkiri, ketidak mampuan remaja dalam filterisasi budaya yang datang dari luar merupakan penyebab merosotnya moral para penerus tonggak bangsa ini. belum lagi lingkungan dimana mereka tinggal yang terkadang tidak mendukung pembentukan moral mereka. Para anak remaja dewasa ini lebih mencintai budaya yang didatangkan dari luar.
Media massa merupakan salah satu faktor penting yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan kepribadian anak-anak remaja. Pemutaran  film-film yang kurang mendidik moral generasi sangat di sayangkan. Dapat kita saksikan setiap hari di layar tv adegan-adegan yang sama sekali merusak moral anak-anak remaja bangsa ini. Apalagi anak-anak yang masih belia sudah akting pacaran dalam film. Sadar atau tidak semua itu sangat berpengaruh bagi generasi bangsa ini. sehingga tidak jarang setiap hari kita mendengar terjadi kasus asusila di kalangan anak remaja, tragisnya lagi terjadi pada anak usia SD. sering kita dengar bahwa si A yang nota bene adalah anak usia SD dan SMP melakukan kasus asusila terhadap temannya yang sama adalah SD maupun SMP juga, ketika di tanya sering mereka jawab bahwa mereka meniru adegan ciuman yang di tayangkan pada film-film. bahkan lebih rusaknya lagi, anak-anak remaja dewasa ini tidak jarang kita saksikan mereka berjalan dan berciuman dengan lawan jenisnya yang sama sekali bukan saudaranya, itu terjadi didepan umum, mereka menganggap seolah-olah itu hal yang biasa, demikian juga dengan orang-orang yang menyaksikan hal itu, seakan mereka menutup mata dengan hal itu.
Semestinya, dalam menampilkannya, baik di film-film maupun di media massa seharusnya lebih memperlihatkan budaya yang baik untuk ditiru oleh generasi bangsa ini, harus banyak mengandung pesan moral yang bermanfaat, bukan sebaliknya membuat kepribadian generasi bangsa ini keluar dari etika dan norma. juka hal ini akan terus di biarkan, maka bukan suatu keniscayaan akan hancurnya bangsa ini.
Yang lebih parah lagi adalah terjadi di kalangan mahasiswa di perguruan tinggi yang merupakan agen of change. Dapat kita lihat hampir 75 %  mahasiswa baik diperguruan tinggi negeri maupun swasta, menggunakan busana yang tidak patut untuk dipakai dalam menuntut ilmu. Para pengajar juga seakan-akan melihatnya sebagai hal yang suatu hal yang baik, pada hal secara yuridis sangat bertentangan dengan aturan akademik.
Penggunaan busana yang terkadang memperlihatkan sebagian dari anggota tubuh mahasiswa maupun pelajar, busana yang kecil ukurannya.
Mendewakan akal,  juga merupakan suatu faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian anak remaja. Kebebasan berpikir yang tanpa di landasi dengan norma dan etika agama yang memadai ini, banyak membuat kalangan anak remaja menjadi kurang beretika. Hal ini dapat kita lihat keberanian mereka dalam membantah perkatan serta nasihat mereka orang tua.
Keluarga juga terkadang membuat anak remaja menjadi kurang beretikan. pendidikan dalam keluargalah yang  merupakan faktor penting dalam pembentukan kepribadian anak remaja. karena banyak waktu yang tersedia dalam keluarga.
Terkikisnya budaya
Kebudayaan Barat di Indonesia
Positif :
-    Terlihat di unsur kebudayaan kebendaan, unsur – unsur yang terbukti membawa manfaat besar, unsur – unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur – unsur tersebut.
-    Kita dapat berinteraksi dan mengetahui budaya Negara lain dan mengetahui perkembangan Era globalisasi dengan cepat.
Negatif :
-    Nilai-nilai budaya Indonesia saat ini mulai terkikis oleh masuknya budaya barat. Pemerintah, masyarakat, dan pelaku budaya perlahan meninggalkan budaya tradisional dengan alasan mengikuti arus globalisasi. Akibatnya, bangsa Indonesia kehilangan ciri atau citra bangsa di mata dunia.
-    Budaya memiliki banyak arti yang berkaitan dengan suatu bangsa. Budaya bisa berarti akal budi atau pikiran. Akal budi bangsa Indonesia mulai luntur seiring dengan terkikisnya nilai budaya. Sebagai contoh, Jakarta berubah menjadi kota yang tidak memiliki budaya tradisional. Hal tersebut jelas terlihat dari penggunaan bahasa Indonesia. Warga yang tinggal di kota besar tidak lagi menggunakan bahasa yang baik dan benar.
-    Bahasa Indonesia posisinya mulai digantikan dengan bahasa Inggris atau bahasa gaul. Bahkan, dalam sebuah persyaratan melamar pekerjaan bahasa Inggris menjadi bahasa yang wajib dimengerti oleh semua pelamar.
-    Fakta tersebut menunjukkan bahasa Indonesia tidak penting lagi. Bahasa, kesenian, dan budaya Indonesia mulai diabaikan.
-    Nilai budaya yang makin terkikis berdampak pada generasi muda. Sejarah berdirinya Indonesia dikhawatirkan akan menjadi cerita usang yang tidak menarik di kalangan generasi muda.
Situasi Budaya di Indonesia
        Kurang kuatnya kemampuan mengeluarkan energi pada manusia Indonesia. Hal ini mengakibatkan kurang adanya daya tindak atau kemampuan berbuat. Rencana konsep yang baik, hasil dari otak cerdas, tinggal dan rencana dan konsep belaka karena kurang mampu untuk merealisasikannya. Akibat lainnya adalah pada disiplin dan pengendalikan diri. Lemahnya disiplin bukan karena kurang kesadaran terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku, melainkan karena kurang mampu untuk membawakan diri masing-masing menetapi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Kurangnya kemampuan mengeluarkan energi juga berakibat pada besarnya ketergantungan pada orang lain. Kemandirian sukar ditemukan dan mempunyai dampak dalam segala aspek kehidupan termasuk kepemimpinan dan tanggung jawab.
        Kelemahan ini merupakan Kelemahan Kebudayaan. Artinya, perbaikan dari keadaan lemah itu hanya dapat dicapai melalui pendekatan budaya. Pemecahannya harus melalui pendidikan dalam arti luas dan Nation and Character Building.




Social Change (Perubahan Sosial)
http://jurnalperempuan.com/wp-content/uploads/2011/05/philippines-women-protest-vs-toxic-150x150.jpg
Dalam kalangan feminis yang memperjuangkan kesetaraan hak, istilah perubahan sosial adalah suatu agenda jangka pendek yang mempromosikan rekruitmen kalangan perempuan, dalam jangka waktu tertentu, untuk masuk wilayah kekuasaan di mana mereka sebelumnya tidak pernah dilibatkan. Misalnya dengan meningkatkan representasi politik perempuan dalam lembaga-lembaga negara atau representasi perempuan dalam berbagai profesi tertentu.
Kalangan feminis radikal menganggap bahwa teori perubahan sosial yang benar-benar feminis hanya mungkin terjadi dalam feminisme radikal. Sebagai contoh Ti-Grace Atkinson, seorang aktivis feminis radikal, yang mengatakan bahwa kalangan lesbian adalah satu-satunya kelompok yang mampu berpikir secara radikal mengenai kemungkinan perubahan sosial tanpa harus merujuk kepada peran dan posisi gender yang ada dalam masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar