Globalisasi
Globalisasi
merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang
kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara
nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Adapun konsep globalisasi menurut
pendapat para ahli adalah :
Malcom
Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa
pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang
terjelma didalam kesadaran orang.
Emanuel
Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan
menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam
saling ketergantungan dan persatuan dunia.
Thomas L.
Friedman
Globlisasi
memiliki dimensi ideologi dan teknlogi. Dimensi teknologi yaitu
kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi
adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
Princenton
N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling
ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan
dan keuangan.
Leonor
Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi
namun juga mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan
sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita
Proses Globalisasi
Perkembangan
yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi informasi,
demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya hidup.
Serta hal
ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran
televise baik langsung maupun tidak langsung, dapat menimbulkan rasa simpati
masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial.
Terjadinya
perubahan nilai-nilai sosial pada masyarakat, sehingga memunculkan kelompok
spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri, seperti meniru gaya
punk, cara bergaul.
Dampak Globalisasi
Globalisasi
telah menimbulkan dampak yang begitu besar dalam dimensi kehidupan manusia,
karena globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan
masyarakan modern.
Sehingga
terjadi dampak yang beragam terutama pada aspek sosial dampak positif nya
kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam
berinteraksi dengan manusia lainnya.
Sedangkan
dampak negatifnya, banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan
dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif, salah satu contoh dengan
hadirnya modernisasi disegala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri
kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong
menjadi individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan
gampang (instant) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah
banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat terjadi dehumanisasi
yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan
mesin-mesin berteknologi tinggi.
Merosotnya Moral Remaja
Sebagai
tulang punggung bangsa, penerus tongkat estafet, remaja punya peranan yang
sangat penting dalam mengisi pembangunan. Dalam negara manapun
remaja adalah penerus pembangunan.
dekimian
halnya juga di indonesia, tidak terlepas dari hal ini. merosotnya
moral generasi muda dalam hal ini remaja, merupakan pertanda akan akan
merosotnya moral anak bangsa.
dewasa
ini sangat tidak bisa dipungkiri, ketidak mampuan remaja dalam filterisasi
budaya yang datang dari luar merupakan penyebab merosotnya moral para
penerus tonggak bangsa ini. belum lagi lingkungan dimana mereka
tinggal yang terkadang tidak mendukung pembentukan moral mereka. Para anak
remaja dewasa ini lebih mencintai budaya yang didatangkan dari luar.
Media
massa merupakan salah satu faktor penting yang mempunyai pengaruh dalam
pembentukan kepribadian anak-anak remaja. Pemutaran film-film yang
kurang mendidik moral generasi sangat di sayangkan. Dapat kita saksikan setiap
hari di layar tv adegan-adegan yang sama sekali merusak moral anak-anak remaja
bangsa ini. Apalagi anak-anak yang masih belia sudah akting pacaran dalam film.
Sadar atau tidak semua itu sangat berpengaruh bagi generasi bangsa ini.
sehingga tidak jarang setiap hari kita mendengar terjadi kasus asusila di
kalangan anak remaja, tragisnya lagi terjadi pada anak usia SD. sering kita
dengar bahwa si A yang nota bene adalah anak usia SD dan SMP melakukan kasus
asusila terhadap temannya yang sama adalah SD maupun SMP juga, ketika di tanya
sering mereka jawab bahwa mereka meniru adegan ciuman yang di tayangkan pada
film-film. bahkan lebih rusaknya lagi, anak-anak remaja dewasa ini tidak jarang
kita saksikan mereka berjalan dan berciuman dengan lawan jenisnya yang sama
sekali bukan saudaranya, itu terjadi didepan umum, mereka menganggap
seolah-olah itu hal yang biasa, demikian juga dengan orang-orang yang
menyaksikan hal itu, seakan mereka menutup mata dengan hal itu.
Semestinya,
dalam menampilkannya, baik di film-film maupun di media massa seharusnya lebih
memperlihatkan budaya yang baik untuk ditiru oleh generasi bangsa ini, harus
banyak mengandung pesan moral yang bermanfaat, bukan sebaliknya membuat
kepribadian generasi bangsa ini keluar dari etika dan norma. juka hal
ini akan terus di biarkan, maka bukan suatu keniscayaan akan hancurnya
bangsa ini.
Yang
lebih parah lagi adalah terjadi di kalangan mahasiswa di perguruan tinggi yang
merupakan agen of change. Dapat kita lihat hampir 75
% mahasiswa baik diperguruan tinggi negeri maupun swasta,
menggunakan busana yang tidak patut untuk dipakai dalam menuntut ilmu. Para
pengajar juga seakan-akan melihatnya sebagai hal yang
suatu hal yang baik, pada hal secara yuridis sangat bertentangan
dengan aturan akademik.
Penggunaan
busana yang terkadang memperlihatkan sebagian dari anggota tubuh mahasiswa
maupun pelajar, busana yang kecil ukurannya.
Mendewakan akal, juga
merupakan suatu faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian anak remaja.
Kebebasan berpikir yang tanpa di landasi dengan norma dan etika agama yang
memadai ini, banyak membuat kalangan anak remaja menjadi kurang beretika. Hal
ini dapat kita lihat keberanian mereka dalam membantah perkatan serta nasihat
mereka orang tua.
Keluarga
juga terkadang membuat anak remaja menjadi kurang beretikan. pendidikan
dalam keluargalah yang merupakan faktor penting dalam pembentukan
kepribadian anak remaja. karena banyak waktu yang tersedia dalam keluarga.
Terkikisnya budaya
Kebudayaan
Barat di Indonesia
Positif :
- Terlihat di unsur kebudayaan kebendaan, unsur – unsur yang terbukti membawa manfaat besar, unsur – unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur – unsur tersebut.
- Kita dapat berinteraksi dan mengetahui budaya Negara lain dan mengetahui perkembangan Era globalisasi dengan cepat.
Negatif :
- Nilai-nilai budaya Indonesia saat ini mulai terkikis oleh masuknya budaya barat. Pemerintah, masyarakat, dan pelaku budaya perlahan meninggalkan budaya tradisional dengan alasan mengikuti arus globalisasi. Akibatnya, bangsa Indonesia kehilangan ciri atau citra bangsa di mata dunia.
- Budaya memiliki banyak arti yang berkaitan dengan suatu bangsa. Budaya bisa berarti akal budi atau pikiran. Akal budi bangsa Indonesia mulai luntur seiring dengan terkikisnya nilai budaya. Sebagai contoh, Jakarta berubah menjadi kota yang tidak memiliki budaya tradisional. Hal tersebut jelas terlihat dari penggunaan bahasa Indonesia. Warga yang tinggal di kota besar tidak lagi menggunakan bahasa yang baik dan benar.
- Bahasa Indonesia posisinya mulai digantikan dengan bahasa Inggris atau bahasa gaul. Bahkan, dalam sebuah persyaratan melamar pekerjaan bahasa Inggris menjadi bahasa yang wajib dimengerti oleh semua pelamar.
- Fakta tersebut menunjukkan bahasa Indonesia tidak penting lagi. Bahasa, kesenian, dan budaya Indonesia mulai diabaikan.
- Nilai budaya yang makin terkikis berdampak pada generasi muda. Sejarah berdirinya Indonesia dikhawatirkan akan menjadi cerita usang yang tidak menarik di kalangan generasi muda.
Positif :
- Terlihat di unsur kebudayaan kebendaan, unsur – unsur yang terbukti membawa manfaat besar, unsur – unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur – unsur tersebut.
- Kita dapat berinteraksi dan mengetahui budaya Negara lain dan mengetahui perkembangan Era globalisasi dengan cepat.
Negatif :
- Nilai-nilai budaya Indonesia saat ini mulai terkikis oleh masuknya budaya barat. Pemerintah, masyarakat, dan pelaku budaya perlahan meninggalkan budaya tradisional dengan alasan mengikuti arus globalisasi. Akibatnya, bangsa Indonesia kehilangan ciri atau citra bangsa di mata dunia.
- Budaya memiliki banyak arti yang berkaitan dengan suatu bangsa. Budaya bisa berarti akal budi atau pikiran. Akal budi bangsa Indonesia mulai luntur seiring dengan terkikisnya nilai budaya. Sebagai contoh, Jakarta berubah menjadi kota yang tidak memiliki budaya tradisional. Hal tersebut jelas terlihat dari penggunaan bahasa Indonesia. Warga yang tinggal di kota besar tidak lagi menggunakan bahasa yang baik dan benar.
- Bahasa Indonesia posisinya mulai digantikan dengan bahasa Inggris atau bahasa gaul. Bahkan, dalam sebuah persyaratan melamar pekerjaan bahasa Inggris menjadi bahasa yang wajib dimengerti oleh semua pelamar.
- Fakta tersebut menunjukkan bahasa Indonesia tidak penting lagi. Bahasa, kesenian, dan budaya Indonesia mulai diabaikan.
- Nilai budaya yang makin terkikis berdampak pada generasi muda. Sejarah berdirinya Indonesia dikhawatirkan akan menjadi cerita usang yang tidak menarik di kalangan generasi muda.
Situasi Budaya di Indonesia
Kurang kuatnya kemampuan mengeluarkan energi pada manusia Indonesia. Hal ini mengakibatkan kurang adanya daya tindak atau kemampuan berbuat. Rencana konsep yang baik, hasil dari otak cerdas, tinggal dan rencana dan konsep belaka karena kurang mampu untuk merealisasikannya. Akibat lainnya adalah pada disiplin dan pengendalikan diri. Lemahnya disiplin bukan karena kurang kesadaran terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku, melainkan karena kurang mampu untuk membawakan diri masing-masing menetapi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Kurangnya kemampuan mengeluarkan energi juga berakibat pada besarnya ketergantungan pada orang lain. Kemandirian sukar ditemukan dan mempunyai dampak dalam segala aspek kehidupan termasuk kepemimpinan dan tanggung jawab.
Kelemahan ini merupakan Kelemahan Kebudayaan. Artinya, perbaikan dari keadaan lemah itu hanya dapat dicapai melalui pendekatan budaya. Pemecahannya harus melalui pendidikan dalam arti luas dan Nation and Character Building.
Kurang kuatnya kemampuan mengeluarkan energi pada manusia Indonesia. Hal ini mengakibatkan kurang adanya daya tindak atau kemampuan berbuat. Rencana konsep yang baik, hasil dari otak cerdas, tinggal dan rencana dan konsep belaka karena kurang mampu untuk merealisasikannya. Akibat lainnya adalah pada disiplin dan pengendalikan diri. Lemahnya disiplin bukan karena kurang kesadaran terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku, melainkan karena kurang mampu untuk membawakan diri masing-masing menetapi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Kurangnya kemampuan mengeluarkan energi juga berakibat pada besarnya ketergantungan pada orang lain. Kemandirian sukar ditemukan dan mempunyai dampak dalam segala aspek kehidupan termasuk kepemimpinan dan tanggung jawab.
Kelemahan ini merupakan Kelemahan Kebudayaan. Artinya, perbaikan dari keadaan lemah itu hanya dapat dicapai melalui pendekatan budaya. Pemecahannya harus melalui pendidikan dalam arti luas dan Nation and Character Building.
Social
Change (Perubahan Sosial)
Dalam
kalangan feminis yang memperjuangkan kesetaraan hak, istilah perubahan sosial
adalah suatu agenda jangka pendek yang mempromosikan rekruitmen kalangan
perempuan, dalam jangka waktu tertentu, untuk masuk wilayah kekuasaan di mana
mereka sebelumnya tidak pernah dilibatkan. Misalnya dengan meningkatkan
representasi politik perempuan dalam lembaga-lembaga negara atau representasi
perempuan dalam berbagai profesi tertentu.
Kalangan
feminis radikal menganggap bahwa teori perubahan sosial yang benar-benar
feminis hanya mungkin terjadi dalam feminisme radikal. Sebagai contoh Ti-Grace
Atkinson, seorang aktivis feminis radikal, yang mengatakan bahwa kalangan
lesbian adalah satu-satunya kelompok yang mampu berpikir secara radikal
mengenai kemungkinan perubahan sosial tanpa harus merujuk kepada peran dan
posisi gender yang ada dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar